Berbagi di Tengah Masa Sulit Pandemi Covid-19





       Di tengah ramainya lalu lintas Kawasan Wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, ada seorang pria paruh baya yang berdiri ditepi jalan raya dengan memegangi plastik hitam, dengan memakai baju kaos, celana lengan panjang juga topi. Nampak wajah yang begitu bersahaja menyapa para pengendara kendaraan bermotor baik itu mobil maupun motor yang hendak parkir di lahan parkirnya. Pria kelahiran 50 tahun silam itu bernama lengkap Asep, merupakan ayah dari tiga orang anak hasil penikahan dengan istrinya bernama Siti. Menurutnya, ia telah bertugas sebagai tukang parkir di Jalan Raya Puncak sejak 15 tahun yang lalu. “Saya bekerja sebagai tukang parkir di sini sekitar 15 tahun yang lalu, setelah memiliki satu anak. Tugas saya di sini sih bukan hanya memarkirkan kendaraan, kadang saya juga membantu warga untuk menyebrang jalan”ucapnya sambil tersenyum.
            Namun di masa pandemi seperti ini kawasan wisata yang ada di puncak semuanya menjadi sepi pengunjung bahkan beberapa waktu yang lalu saat masih PSBB kawasan puncak ditutup dan tidak adanya pengunjung dan pedagang sama sekali, dan itu sangat berdampak bagi para penjual tidak terkecuali tukang parkir sepertinya. Tetapi bersyukur pandemi sudah mulai berangsur membaik dan Kawasan Wisata Puncak Bogor sudah Kembali dibuka dan dipadati banyak pengunjung dari berbagai wilayah.
            Pak Asep tidak hanya menjadi tukang parkir, dmasa new normal seperti saat ini dirinya juga membagi-bagikan masker gratis kepada pengguna sepeda motor yang tidak menggunakan masker. “Ya saya membagikan masker secara gratis agar masyarakat juga sadar dan peduli akan Kesehatan tidak hanya karena ada Covid ini” ujarnya sambil mengatur motor yang akan parkir.
Di era sekarang dengan daya persaingan yang tinggi, Pak Asepl tidak memiliki pilihan pekerjaan lain. Pendidikan terakhirnya yang tidak sampai tamat sekolah dasar membuatnya sulit mencari pekerjaan. Walau dengan penghasilan yang sangat pas-pasan ia tetap bertahan dalam pekerjaannya. Tak terbayangkan olehnya jika harus kehilangan pekerjaan yang telah bertahun-tahun ia geluti. Karena pekerjaannya ini, Pak Asep begitu dikenal oleh warga sekitar bahkan ia dikenal oleh para petugas Polantas. Pak Asep, seringkali membantu Polantas yang bertugas di dekat lahan parkirnya dalam mengatur lalu lintas jika ada kemacetan. Tidak ada harapan untuk mendapat imbalan apapun dari petugas polantas tersebut. Baginya itu juga merupakan tugasnya sebagai orang yang mendapat uang di jalanan.
Selain peduli akan kondisi jalanan, Pak Asep juga begitu peduli terhadap keluarganya. Setiap ia pulang dari tugasnya, Pak Asep langsung memberikan penghasilannya kepada istrinya.  Selanjutnya ia menghampiri anaknya yang semuanya masih duduk di bangku sekolah. Pak Asep membagi-bagi pula penghasilannya kepada seluruh anaknya secara merata. Jasa seorang tukang parkir sepertinya mungkin memang tidak akan pernah dianggap besar oleh orang lain. Namun baginya, semua yang dilakukan atas dasar ikhlas akan memiliki manfaat bagi orang lain. Tak mengenal hujan, atau bahkan di saat sakit pun ia akan berusaha bekerja semaksimal mungkin selama ia bisa melakukannya.



Oleh : Halimatus Andjani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar