BAGAIMANA KEADAAN KOMUNIKASI PUBLIK DI MASA PANDEMI ?
Salah satu aspek penting dalam penangan
pandemic adalah komunikasi public. Komunikasi publik penting dibangun agar
masyarakat merasakan kehadiran bantuan pemerintahditengah masa-masa pandemic
dan agar tidak terjadi kepanikan juga tentunya.
Direktur
Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto merekomendasikan
sejumlahhal bagi pemerintah untuk memperbaiki komunikasi public di masa
pandemic Covid-19. Salah satunya, pemerintah perlu menerapkan Finding
Conclusion Recommendation (FCR) data dan kebijakan agar komunikasi publik
tersampaikan secara jelas dan berdasarkan pada data akurat. Pada awal
kemunculan pandemic Covid-19 di Wuhan,
Indonesia terkesan santai dan belum adanya persiapan maupun kesiapan dan
hingga pandemi Covid-19 ini masuk ke Indonesia pemerintah terkesan
menutup-nutupi kasus ini dengan tidak
adanya keterbukaan komunikasi publik sehingga banyak menuai kritik. Keadaan
semakin bertambah buruk karena insiden kejadian bocornya kasus dua orang yang
positif Covid-19 hingga privasinya pun banyak diketahui masyarakat banyak.
Akhirnya
Presiden Jokowi menunjuk seorang juru bicara yang resmi penghubung antara
pemerintah, namun hal tersebut tidak membuat permasalahan komunikais publik
membaik karena Sebagian masyarakat sudah terlanjur kecewa dengan pemerintah dan
lebih memilih mencari atau mendapatkan informasi dari sumber lain seperti
sosial media. Pemerintah bisa menggunakan model Crisis and Emergency Risk
(CERK) sebagai kerangka komunikasi publik dimasa pandemi luar biasa. CERK
memadukan strategi komunikasi risiko (risk communication) yang umum
digunakan disektor pemerintah dalam keadaan darurat dan komunikasi krisis (crisis
communication) yang digunakan sector swasta untuk menghadapi krisis
organisasi.
Terdapat beberapa tahapan komunikasi
berkelanjutan dalam model CERK :
1. Sebelum
krisis.
2. Awal
krisis.
3. Selama
krisis.
4. Resolusi.
5. Evaluasi.
Pemerintah
perlu ubah secara cepat pola komunikasi yang sudah terlanjur ada ini. Pertama, pemerintah pusat
dan daerah perlu berkoordinasi sehingga terjadi sinergi satu pesan komunikasi.
Pemerintah perlu menggunakan berbagai saluran media yang menjangkau seluruh
masyarakat untuk mengkomunikasikan pesan tersebut.
Kedua, pemerintah perlu melakukan komunikasi yang terus menerus
dan terintegrasi. Tanpa komunikasi krisis yang tepat rakyat tidak akan
mengadopsi perilaku yang diharapkan dan tujuan pemerintah untuk menekan
penyebaran virus akan tidak tercapai. Dan yang ketiga adalah informasi pemerintah harus menjadi dominan di ruang
publik, terutama di ranah maya yang menjadi sumber informasi utama saat ini.
Oleh : Halimatus Andjani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar